Pages

Minggu, 16 Desember 2012

Contoh Laporan Praktikum Biologi Adenium Multiflorum


LAPORAN BIOLOGI
PERTUMBUHAN TUNAS PADA TANAMAN KAMBOJA ( Adenium Multiflorum ) DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAFTING



Oleh:

MAULIDYA ROSALINE
XII IPA 1 / 23


SMA NEGERI 2 LAMONGAN
2011


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar  Belakang
Kamboja merupakan tanaman yang banyak di sukai banyak orang. Kamboja adalah salah satu tanaman yang mempunyai banyak variasi warna. Warna pada bunga kamboja dapat diperbanyak dengan menggunakan metode yang tepat. Perbanyakkan yang dilakukan akan menghasilkan bunga dengan campuran warna yang bervariasi. Perbanyakkan yang dilakukan dapat menggunakan metode grafting.
Perbanyakan dengan metode grafting tidak memerlukan perlakuan  yang rumit dimana dalam perbanyakan tanaman grafting ini mempunyai keunggulan yaitu  tanaman hasil grafting sama seperti induknya atau bahkan lebih baik karena faktor dominan dari jenis tumpang batang bawah yang lebih unggul dari induk atas hasil prunning dan juga Waktu yang dibutuhkan untuk metode ini relatif singkat.

1.2         Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana cara perlakuan pada tanaman kamboja sabi star ( adenium multiflorum ) dalam keadaan normal setelah proses grafting?
1.2.2 Bagaimana keadaan tunas dan daun pada tanaman kamboja (adenium multiflorum )  setelah proses grafting dilakukan ?
1.2.3 Bagaimana pengaruh air dan penyinaran matahari dalam pertumbuhan tunas pada tanaman kamboja (adenium multiflorum )  setelah proses grafting dilakukan ?

1.3         Tujuan
1.3.1        Untuk mengetahui cara perlakuan pada tanaman kamboja sabi star ( adenium multiflorum ) dalam keadaan normal setelah proses grafting.
1.3.2        Untuk mengetahui keadaan tunas dan daun pada tanaman kamboja (adenium multiflorum )  setelah proses grafting dilakukan.
1.3.3        Untuk mengetahui pengaruh air dan penyinaran matahari dalam pertumbuhan tunas pada tanaman kamboja (adenium multiflorum )  setelah proses grafting dilakukan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1      Tanaman Kamboja ( Adenium multiflorum )
              2.1.1  Klasifikasi Tanaman Adenium
Kingdom  : Plantae (tumbuhan)
                    Subkingdom   : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
                         Superdivis   : Spermatophyta (menghasilkan biji)
                               Divisi   : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
                                                               Subkelas   : Asteridae
                                          Ordo(Bangsa)   : Gentianales
                                                Family(Suku)   : Apocynaceae
                                                      Genus(Marga)  : Adenium
                                                           Spesies(Jenis)  : Adenium Multiflorum

              2.1.2 Morfologi Tanaman Adenium Multiflorum
Adenium multiflorum adalah yang paling terkenal dari adeniums Afrika Selatan. Ini bunga di musim dingin ketika sebagian besar vegetasi di sekitarnya agak membosankan dibandingkan dengan putih cemerlang, merah muda, merah tua, bunga merah dan bicoloured yang mencakup tanaman ini saat mekar penuh.  Adenium genus terdiri dari lima spesies sukulen dari daerah tropis Afrika, Arabia, dan Socotra.  Bentuk mencolok dan bunga-bunga indah ditanggung dalam massa selama periode yang panjang membuat mereka sangat baik dan tanaman kebun kontainer.

Adenium multiflorum adalah sukulen gugur semak atau pohon kecil, 0,5-3 m, bentuk menyerupai miniatur baobab. Berasal dari batang bawah timbul bawah tanah yang besar. Kulit berwarna abu-abu mengkilap sampai coklat, dengan lateks berair beracun. Untuk sebagian besar tahun ini tanaman tidak memiliki bunga atau daun. Daun hingga 100 mm, hijau mengkilap di atas dan pucat di bawah ini, biasanya jauh lebih luas ke arah ujung, dan dibawa dalam cluster di ujung tumbuh dari cabang. Mereka adalah gudang sebelum berbunga.
Adenium multiflorum tumbuh baik di hangat, baik dikeringkan situasi di mana tanah yang berpasir. Di kebun mereka tidak tanaman untuk daerah dingin atau lembab. Tanaman tumbuh penuh semangat dari biji, tapi jarang bunga sampai mereka 4 sampai 5 tahun. Takson Ini terlihat dalam kultivasi, tetapi adalah kedua jauh ke A.. obesum ketersediaan, terutama karena laju pertumbuhan lebih lambat dan lebih pendek musim mekar.
Adenium multiflorum adalah rentan terhadap busuk akar ketika disiram terlalu sering selama cuaca dingin atau jika kronis tergenang air setiap saat. Penggunaan media pot baik dikeringkan akan mencegah sebagian besar masalah dengan membusuk. Hama jarang adeniums kerusakan tumbuh di luar ruangan Dalam ruangan atau dalam kontainer, bug pucat, tungau laba-laba, kutu daun dan lalat putih sering tanaman menginfestasi.
2.2 Metode Grafting
2.2.1 Pengertian Grafting
Grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga tercapai persenyawaan,  kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.   Grafting ini bukanlah sekedar pekerjaan menyisipkan dan menggabungkan suatu bagian tanaman, seperti cabang, tunas atau akar pada tanaman yang lain. Melainkan sudah merupakan suatu seni yang sudah lama dikenal dan banyak variasinya. Sharock’s (1672) dalam Wudianto (2002)  menyatakan bahwa seni grafting ini telah digemari sejak dua abad yang lalu, yaitu sekitar abad ke-15 dia menggambarkan betapa pelik dan banyaknya ragam dari seni grafting ini. Disamping itu Thouin dalam Wudianto (2002) mengatakan bahwa ada 119 bentuk grafting.
2.2.2    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Sambungan
Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiasi tunas dapat merangsang sintesis protein dan roduksi RNA. Dalam perkembangbiakan vegetatif secara grafting memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman hasil grafting pada tanaman  antara lain sebagai berikut:
1.    Faktor endogenus
2.                  Faktor hormon, yang dimaksud hormon disini adalah Auxin, Giberelin, Cytokinin, ethylen dan ABA.
3.    Faktor lingkungan
4.    Faktor dari nutrisi tanaman grafting
5.    Faktor dari food reserve
6.    Faktor dari kemampuan memobilisasi food reserve.

2.3      Zat Pengatur Tumbuh ( ZPT )
Perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan perkembangbiakan vegetatif secara stek dapat dipengaruhi faktor fisiologi tanaman yang merupakan zat tumbuh tanaman. Seperti Auksin, Giberelin, Cytokinin, dan sebagainya.
2.3.1        Auxin
Auksin secara spesifik aktivitasnya dapat merangsang perpanjangan sel. Auksin merupakan zat pengatur tumbuh pertama yang diisolasi dari alam yang dikenal dengan Indole acetic acid (IAA) yang termasuk IAA adalah 2,4 D, NAA (Naptaline acetic acid) dan precursor IAA adalah asam amino triptopan.

2.3.2        Senescence

Senescence adalah suatu penurunan kemampuan tumbuh (viability) disertai dengan kenaikan vulnerability suatu organisme. Namun di dalam tanaman, istilah ini diartikan; menurunnya fase pertumbuhan (growth rate) dan kemampuan tumbuh (vigor) serta diikuti dengan kepekaan (susceptibility) terhadap tantangan lingkungan, penyakit atau perubahan fisik lainnya.
2.3.3        Giberelin
Giberelin mempunyai fungsi regulasi sintesis asam nukleat dan kemungkinan menekan inisiasi akar melalui interferensi dalam suatu proses. Namun dari beberapa para penelitian berpendapat bahwa giberelin pada kosentrasi rendah giberelin dapat merangsang inisiasi akar. Giberelin yang terutama mempunyai fungsi dari seluruh fisiologi adalah perpanjangan sel dan merangsang aktivitas kambium.
2.3.4  Cytokinin
Perbandingan cytokinin lebih besar dari auxin, maka hal ini akan memperlihatkan stimulasi pertumbuhan tunas dan daun. Sebaliknya apabila cytokinin lebih rendah dari auxin, maka ini akan mengakibatkan stimulasi pada pertumbuhan akar.
2.3.5       Ethylene
Di dalam proses fisiologis, ethylene mempunyai peranan penting. Pengaruh ethylene dalam fisiologi tanaman sebagai berikut:
1. Mendukung respirasi climacteric dan pematangan buah.
2.    Mendukung epinasti.
3.    Menghambat perpanjangan batang (elengation growth) dan akar pada beberapa species tanaman walaupun ethylene ini dapat menstimulasi perpanjangan batang, coleoptyle dan mesocotyle pada tanaman tertentu, misalnya Colletriche dan padi.
4.    Menstimulasi perkecambahan.
5.    Menstimulasi pertumbuhan secara isodiametrical lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan secara longitudinal.
6.    Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.
7.    Mendukung terjadinya abscission pada daun.
8.    Mendukung proses pembungaan pada nanas.
9.    Mendukung adanya flower fading dalam persarian anggrek.
10.          Menghambat transportasi auxin secara basipetal dan lateral.
11.          Mekanisme timbal balik secara teratur dengan adanya auxin
auxin di dalam jaringan. Hubungannya dengan konsentrasi auxin, hormon tumbuh ini menentukan pembentukan protein yang diperlukan dalam aktifitas pertumbuhan, sedangkan rendahnya konsentrasi auxin, akan mendukung protein yang akan mengkatalisasi sintesis ethylene dan precursor.


BAB III
DATA DAN ANALISIS DATA


3.1     Tempat dan Waktu
            1. Tanggal 4 Agustus 2011
Persiapan Media Tanam berupa tanah, pupuk kompos, zat- tumbuh (ZPT) berupa pasta dan alat-alat yang dibutuhkan( cutter, plastik, solatip ). Serta melakukan praktikum langsung pengembangbiakan tanaman puring dengan cara grafting di halaman depan ruang SMADAPALA.
2. Tanggal  18 Agustus 2011
Pengamatan terhadap tanaman adenium yang telah digrafting dengan membuka plastik dan ikatan.
3. Tanggal 25 Agustus – 24 September 2011
Pengamatan terhadap tanaman adenium yang telah digrafting dengan munculnya mata tunas baru.  
4. Tanggal  14 Oktober 2011
Penyusunan laporan

3.2    Alat dan Bahan
3.2.1        Alat
1.      Pisau                                                                 1 buah
2.      Pot bunga                                                         1 buah
3.      Plastik                                                               2 buah
3.2.2        Bahan
1.      Tanaman adenium warna merah                       1 tanaman
2.      Batang tanaman adenium warna putih             1 tanaman
3.      Tanah                                                                secukupnya
4.      Air                                                                    secukupnya
5.      Pupuk                                                               secukupnya
6.      Zat pengatur tumbuh (ZPT)                             secukupnya

3.3    Cara kerja
                    i.     Persiapkan semua alat dan bahan untuk grafting
                  ii. Potong batang bawah yang akan disambung sesuai dengan keinginan dan kreasi anda dengan menggunan pisau cater (pisau cater tajam telah dibersikan/steril dengan alkohol.)
                iii.      Potong batang atas cabang (top grafting) ± 1,5 cm (dua mata daun).
                iv. Tempelkan batang / cabang atas (top grafting) tersebut ditengah batang bawah (tumpang).
                  v. Tutup dengan plastik kecil yang telah dipotong persegi empat, lalu diikat sambungan tersebut. Pada proses ini plastik penutup persegi empat berfungsi sebagai pelekat sambungan antara top grafting dengan batang tumpang.
                vi. Tanaman yang di Grafting / sambung sebaiknya jangan langsung terkena sinar matahari.
              vii. Setelah ± 10 hari buka tutup plastik penutup dan ikatannya tersebut secara hati-hati jangan sampai sambungan patah / putus. Setelah pembungkus dibuka tanaman yang di Grafting dijemur.
            viii.  Dalam kurun waktu ± 21 hari (3 minggu) akan terlihat munculnya mata tunas baru, bila dianggap layak buka kantong plastik pelindungnya. Pada fase ini merupakan tahap rawan hingga terbentuk tunas daun yang sesungguhnya ± 2 bulan.

3.4    Analisis Data
                                           Dari pengamatan yang telah dilaksanakan mengenai Perkembangbiakan Vegetatif Kamboja sabi star ( Adenium Multiflorum ) dengan Metode Grafting dapat dikemukakan beberapa data sebagai berikut:
Tabel 3.1 Perlakuan pada Tanaman Kamboja sabi star ( Adenium Multiflorum ) dalam Keadaan Normal Setelah Proses Grafting      
Minggu ke-
Perlakuan
1
Tanaman disiram secara rutin diberi sinar matahari secukupnya
2
Ikatan tali rafia dan plastik dibuka
3
Tanaman disiram secara rutin diberi sinar matahari secukupnya
4
Pelapasan ikatan tali rafia pada batang yang di grafting
5
Tanaman disiram secara rutin diberi sinar matahari secukupnya

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa perlakuan awal pada tanaman kamboja harus sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dalam pertumbuhan tanaman kamboja harus mendapatkan penyinaran matahari dan air yang cukup. Keadaan batang yang telah di grafting apabila telah memasuki waktu tumbuh tunas, maka penutup atau plastic yang digunakan harus dilepas agar mendapatkan oksigen yang cukup untuk pertumbuhannya. Pada beberapa minggu berikutnya tali rafia yang mengikat batang grafting harus di lepas agar tidak terjadi kerusakan pada penyambungan.

Tabel 3.2 Pengamatan Pertumbuhan Tunas pada Tanaman Kamboja (Adenium Multiflorum )  Setelah Proses Grafting Dilakukan
Minggu ke-
Tumbuh Tunas
Banyak Daun pada Tunas
1
Belum tumbuh
42 Daun
2
Tumbuh tunas
51 Daun
3
Tumbuh tunas
47 Daun
4
Tumbuh tunas
48 Daun
5
Tumbuh tunas
43 Daun

Dari tabel diatas dapat diketahui pertumbuhan tunas pada beberapa minggu setelah proses grafting dilakukan. Munculnya tunas terjadi pada minggu ke-2 setelah proses grafting. Banyak daun dalam tunas semakin bertambah pada minggu ke-2. Pada minggu ke-3 terjadi penurunan jumlah daun. Pada minggu ke-5 terjadi penurunan jumlah daun paling banyak hal ini disebabkan lamanya penyinaran matahari dan kurangnya air yang diberikan pada tumbuhan tersebut.

Tabel 3.3 Pengaruh Media Air dan Penyinaran Matahari dalam Pertumbuhan Tunas pada Tanaman Kamboja (Adenium Multiflorum )  Setelah Proses Grafting Dilakukan
Minggu ke-
Penyinaran Matahari dan Pemberian Air
Panjang Batang yang Digrafting
Banyak Daun pada Batang yang Digrafting
1
Cukup
5 cm
6 Daun
2
Cukup
7 cm
7 Daun
3
Cukup
10 cm
9 Daun
4
Kurang
12 cm
7 Daun
5
Cukup
15 cm
10 Daun

Dari data dapat diketahui bahwa pertumbuhan panjang batang yang digrafting pada kamboja sabi star (Adenium Multiflorum) semakin bertambah panjang dalam beberapa minggu. Banyak daun pada tunas dari minggu ke-1 hingga minggu ke-5 mengalami peningkatan dan penurunan. Penurunan jumlah daun terjadi akibat perlakuan pemberian sinar matahari dan air yang tidak sesuai kebutuhan tanaman menyebabkan daun tanaman menjadi kuning dan rontok.


BAB IV
PENUTUP

4.1               Simpulan
4.1.1        Perlakuan yang tepat pada tanaman kamboja dalam keadaan normal setelah proses grafting adalah dengan tetap memberikan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman yaitu penyinaran matahari dan pemberian air yang cukup
4.1.2        Tunas tumbuh pada minggu ke-2 setelah proses grafting. Keadaan batang yang di grafting semakin bertambah panjang dari minggu ke minggu
4.1.3        Penyinaran matahari dan pemberian air berpengaruh pada tumbuh dan rontoknya daun. Semakin kering tanaman, daun akan semakin rontok. Semakin subur tanaman, semakin lebat daun dan perpanjangan batang

4.2               Saran
4.2.1      Pengembangbiakan tanaman dengan metode grafting harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati karena bila teknisnya salah, maka metode grafting akan gagal  
4.2.2      Pengembangbiakan tanaman dengan metode grafting bila sampai tahap pemotongan tunas/pucuk maka cutter yang digunakan harus steril. Dan bila pucuk telah dipotong maka segera tempel dan ikat dengan kencang dengan batang tanaman lain yang akan dipakai untuk menyambung pucuk tersebut supaya benar-benar terikat rapat dan menyatu menjadi satu tanaman
4.2.3      Tanaman adenium akan tumbuh baik minimal membutuhkan cahaya sinar matahari langsung ± 5 jam



DAFTAR PUSTAKA

 Dwijoseputro, 1980. Pengantar fisiologi tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia. 200 p.
 Loveless, A.R. 1998. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
 Steenis, Van. 2002. Flora. Jakarta : PT Pradnya Paramita.
 Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Taksonomi Tumbuhan (Taksonomi Khusus). Jakarta : Bhratara Karya Aksara.
Tomasouw  Ino, Maloedyn Sitanggang,  2005. Membuat Adenium Berbonggol Indah & Berbunga Lebat. Jakarta :  PT AgroMedia Pustaka,
http://warniadenium.wordpress.com/adenium/
http://www.artikata.com/arti-75475-genus+adenium.html